Selasa, 20 Januari 2015

Spiritual dan Sosial Mapping

 Bekasi, 18 Januari 2015. Hari ini merupakan kali kedua Kampus Relawan RZ diadakan di awal tahun 2015. Siang yang sejuk, dengan mendung bergelayut, terlihat kang Aher dan Bundo tengah asik, sibuk merias lokasi kantin bu Syamsiah dengan properti yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Bendera RZ, deretan huruf-huruf cantik warna-warni bertuliskan “Relawan RZ Bekasi”, kalender bekas sebagai papan tulis, alat tulis dan spanduk bekas. Kang Aher dan Bundo adalah relawan yang pertama kali hadir, tentunya wajar karena memang lokasi Kampus Relawan (KR) dekat dengan ‘Pondok Cintanya’(Red : Rumah/kediaman). *uhuk…uhuk….
Satu persatu, teman-teman relawan berdatangan. Acara KR pun dibuka, Tema KR kali ini yaitu, “Spiritual dan Sosial Mapping”, bidang ilmu yang berbeda tapi saling berkaitan. Pemateri Pertama, Pak Abdul Latief, biasanya kami menyapa singkat, Pak Al, jadi teringat nama seorang publik figur yang sedang digandrungi. J
Dalam tausyiahnya, Pak Al menyampaikan tentang ciri-ciri umat terbaik, yaitu umat yang paling tenang, senantiasa berdzikir menyebut asma-Nya, umat yang paling bertaqwa dan beriman, umat yang rajin menyampaikan amar ma’ruf, dan umat yang rajin mencegah nahi mungkar. Seperti yang tercantum dalam surat Al Imran : 110-111, yaitu :  “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. Mereka tidak akan membahayakan kamu, kecuali gangguan-gangguan kecil saja, dan jika mereka memerangi kamu, niscaya mereka mundur berbalik ke belakang (kalah). Selanjutnya mereka tidak mendapat pertolongan.” Melalui Firman Allah SWT, dikatakan umat Islam adalah umat yang terbaik, dimana orang yahudi dan nasrani tidak akan rela kepadamu (umat Islam), sebelum mengikuti agama mereka. Banyak upaya dan usaha yang dilakukan orang-orang yang membenci umat islam, bahkan tak segan mengambil peluang-peluang di moment bencana,  seseorang bisa berpindah keyakinan menukarnya hanya dengan sebungkus mie instan dan iming-iming kehidupan yang lebih baik, atau moment relaks seperti olahraga di Car Free Day, mereka memperdaya pemuda islam yang belum matang dengan memberikan kalung atau makanan ringan yang berhiaskan simbol agama lain dan ini merupakan tugas kita dalam mencegahnya. Memperbaiki diri, banyak belajar kemudian terjun ke masyarakat menerapkannya, lewat pengajaran dan meluruskan pemahaman keislaman.

Acara rehat sejenak dengan ice breking, teka-teki sederhana mengasah otak dari MC. Kemudian acara dilanjutkan kembali dengan materi kedua, oleh Pak Ahmad Nur Ramadian.CHt, biasa kami sapa pak Ian, beliau memaparkan tentang sosial mapping. Sosial mapping atau permetaan sosial, walau akrab di telinga namun baru kali ini kami membedah apa itu ilmu sosial mapping yang sebenarnya. Dibandingkan Survei, Sosial mapping lebih detail, spesifik dan luas dalam mengali dan mengambil data tentang suatu wilayah, sedang survei hanya mengambil bagian luar/kulitnya saja. Pengertian Sosial mapping adalah proses penggambaran masyarakat yang terarah yang melibatkan masyarakat, mengumpulkan data dan Informasi mengenai masyarakat dalam bentuk profile dan masalah sosial. Intinya, lewat sosial mapping kita mendapatkan profile wilayah, mengetahui potensi wilayah/desa, dapat memperkirakan kebutuhan masyarakat dan rekomendasi program yang akan dilakukan. Dasarnya adalah jurus 5W1H (What,Why,Where,Who,When dan How).
Pak ian, banyak berbagi dengan kami pengalaman-pengalaman selama dilapangan, baik suka maupun duka dari daerah satu ke daerah yang lain, dalam mengelola sosial mapping. Kami juga diajari teknik membuat data profile desa, potensi desa, kebutuhan masyarakat dan pohon masalah, kemudian mempraktekannya. Menuangkan data yang didapat lewat kertas origami, kertas karton, spidol warna-warni, pensil dan pulpen. Kami juga berbagi peran, ada yang menjadi pak RT, ibu PKK, petugas sosial mapping dan masyarakat desa. Mengelola data sosial mapping tak sesederhana yang saya pikirkan, tidak sehari, dua hari, sepekan, bahkan sebulan, tapi dari penuturan beliau idealnya minimal tiga bulan baru didapat hasil yang diinginkan, realistis dan sesuai dengan kebutuhan.
Berinteraksi dan berda’wah di masyarakat tentu ada ilmunya, Agar kita bisa diterima dan berbaur, sehingga dapat mengerti kebutuhan masyarakat dan mereka mau mengikuti apa yang kita sampaikan. Spiritual dan Sosial Mapping, tentunya mempunyai keterkaitan.
Banyak hikmah yang saya dapat di KR yang singkat ini, bisa belajar dengan orang-orang hebat yang pakar di bidangnya, mutiara ilmu memang bisa didapat dimana saja. Ilmu ini belum tentu atau bahkan tidak diajarkan di pendidikan resmi.

 Pada akhirnya tantangan aplikasi dan praktek di masyarakat menjadi peer kami selanjutnya. Relawan, Salam Semangat!. **Nurannida, Bekasi 20 Januari 2015

Rabu, 14 Januari 2015

Relawan itu Sederhana tapi Luarbiasa

Bekasi. 04 Januari 2015. Pasca Diksar 2014, keluarga besar relawan bekasi pun bertambah, tidak hanya bertambah jumlah tapi juga bertambah ragam keahlian yang di miliki, terasa semakin warna-warni dunia kerelawanan kami.
Awal Januari 2015, kami buka dengan Kampus Relawan atau biasa disingkat dengan KR. Mengingat sudah memasuki musim penghujan maka, materi yang di ulas pun seputar Siaga Bencana fokus pada bencana Banjir. Karena Bekasi, masuk dalam daerah rawan Banjir, dimana semakin maraknya pembangunan sarana prasarana umum, menjamurnya Mall dan perumahan yang akhirnya mempersempit lahan hijau di Bekasi, daerah resapan air pun semakin sedikit, tidak berimbang dengan meningkatnya pembangunan kota.
Pembahasan KR di bagi 2 sesi, setelah pembukaan, tilawah dan sambutan, sesi 1 mengenai Manajemen Bencana. Berbekal hasil Diklat Siaga Bencana di Bandung, saya ingin berbagi pengetahuan kebencanaan kepada teman-teman relawan cabang, materi berkisar tentang apa itu Bencana, lalu macam-macam bencana, kemudian siklus bencana secara umum dan khusus, dari tahap Preventif (pencegahan), Mitigasi (usaha yang dilakukan), Preparing (persiapan yang dibutuhkan), Emergency (Evakuasi saat bencana) dan Rehabilitasi serta Rekonstruksi (pemulihan dan perbaikan), setelah itu kami belajar bersama-sama bagaimana membuat pelaporan bencana, ada yang sederhana yaitu sms Gateway juga pelaporan secara detail kepada lembaga dan masyarakat dalam bentuk Update Report, kemudian membuat persiapan dalam menghadapi bencana, sharing pengalaman dan tanya jawab kebencanaan lalu membentuk Tim Siaga Bencana, yang fokus pada manajemen kebencanaan walaupun saat bencana kami semua bergotong-royong harus turun, tidak peduli bagian dalam tim atau tidak, karena menjadi panggilan jiwa kerelawanan dalam membantu orang lain yang membutuhkan.
Sesi 2, silaturahim relawan ajang ta'aruf relawan. Pasca Diksar, kemudian Indonesia Mendongeng 2, belum ada kesempatan kami mengenal lebih dekat. Membahas kegiatan yang sudah berjalan dan rencana kegiatan yang akan datang.

Alhamdulillah... agenda KR bulan ini dapat berjalan lancar, walaupun seadanya tapi hasilnya luarbiasa, terharu dengan usaha keras teman-teman dalam mewujudkannya. Bergotong royong mensetting lokasi kantin SD, menjadi ruang belajar yang istimewa dengan properti huruf bertuliskan “Relawan RZ Bekasi” yang kreatif, lalu suguhan bawaan makanan teman-teman yang beragam, ada juga yang berasal dari kampung halamannya, ibu pemilik kantin pun menghampiri kami, rupanya ikut memberikan rambutan hasil kebunnya, enak, kenyang, melimpah dan semoga berkah yaa.. (aamiin...), Lalu ada pula pembagian cendramata berbentuk kalender bertemakan Diksar, salah satu oleh-oleh dari peserta Diksar 2014. Dan akhirnya acara KR diakhiri dengan dokumentasi, photo bersama. Sederhana, tapi luar biasa, “Dari kita,  oleh kita dan untuk kita”. Bekasi,14 Januari 2015**Nurannida