Selasa, 06 November 2018

ini cerita KEMBARAN ku



Kurang lebih dua bulan merumuskan KEMBARAN (kemah bareng relawan), walhasil saat hari pelaksanaan hanya 9 orang terkumpul ikut acara ini. Bukan tak ada rencana, namun segala cara telah dicoba, sampai gonta-ganti lokasi dan formula acara. Bersyukur walau surutnya minat, tak melemahkan niat untuk terus melangkah mewujudkan KEMBARAN. Begitu pula, melepas beberapa dari kami, untuk hadir di acara Ngopi (Ngobrol Inspiratif) dan bulir-bulir kesedihan kembali sesak didada saat melepas relawan kecil yang fisiknya mulai melemah namun semangatnya kuat membaja ingin ikut KEMBARAN, semua berpulang pada rencana Allah, terbaik dan penuh hikmah. 
 

Tepat pukul 12.24 wib kereta kami tiba di stasiun bogor, berlanjut jalan kaki sampai ke BTM (Bogor Trade Mall) kemudian mencarter angkot ke lokasi. Jantung kami berdebar hebat berulang kali menjaga keseimbangan tubuh yang bolak-balik limbung karena si sopir mengemudikan mobil bak pembalap formula 1, dan akhirnya kami bisa bernafas lega mengucap syukur bertubi-tubi saat tiba di lokasi.

Bergegas  setelah beristirahat, kami melanjutkan acara mengunjungi satu persatu rumah warga. Beramah tamah, memperkenalkan diri dan tujuan kami, serta berlanjut memberikan layanan kesehatan gratis berupa cek metabolik, cek tekanan darah dan menyalurkan kornet superqurban serta biscuit untuk anak-anak. Nenek Sari Naya adalah salah satu warga, yang usianya telah mencapai 120 tahun, fisiknya sehat, bicaranya masih tegas, jelas dan bersemangat. Beliau banyak memberikan nasehat-nasehat dan doa untuk kami. 

Malam mulai pekat, gerimis dan udara dingin pun kian menyergap, kami memutuskan kembali ke saung tempat kami menginap. Sholat isya berjama’ah dan mendengarkan sharing motivasi dari kordinator relawan bekasi yaitu saudara Unggul, tentang memaknai arti relawan. Beberapa penyemangat sampai saat ini masih lekat dalam ingatan, “bukan dikarenakan lamanya kita bergabung di relawan tapi lebih seberapa banyak kita mengambil peran dan berbuat dapat memberi bermanfaat untuk ummat. In ahsantum ahsantum li anfusikum wa in asa’tum fa lahaa, jika kamu berbuat baik (berarti) kamu telah berbuat baik bagi dirimu sendiri.. (Qs. 17:7).” 

Pagi harinya, setelah makan dan bersih-bersih, bersiap kami tracking menuju curug ciampea, melewati perkebunan sayur, menyusuri sungai-sungai kecil, turun naik bukit dan menerobos hutan di kaki gunung salak. Rasa capek dan lelah, terobati saat melihat curug ini. Airnya dingin, karena curah hujan yang deras, menyebabkan arusnya kuat dan kapasitas air bertambah, sehingga warna air yang biasa terlihat biru kehijau-hijauan dan bening menjadi agak keruh. Setelah puas bermain air dan menikmati pemandangan, kami bergegas pulang, melewati jalur yang berbeda. Sempat terjadi insiden cidera kaki terkilir, mengingat beberapa ada yang baru pertama kali tracking, sehingga perlu dipapah untuk turun kaki gunung ini. 

Menjelang senja, kami kembali melanjutkan mengunjungi beberapa rumah warga, karena warga disini berada di rumah pada sore dan malam hari saja, jika pagi dan siang ada yang bekerja di kebun, berjualan makanan di curug dan gunung. Alhamdulillah dalam waktu yang singkat terdata 48 orang dewasa dan 15 anak-anak mendapatkan layanan kesehatan dan makanan tambahan dari Rumah Zakat. Walau singkat mengisi akhir pekan kali ini begitu bermakna. Pukul 23.20 WIB kami tiba di Bekasi kembali lagi ke rutinitas dengan membawa cerita luarbiasa. Mengutip tulisan seorang sahabat, “Tertatih dalam kebaikan itu biasa, tapi berhenti melangkah dalam kebaikan itu bukan kita, tetap melangkah hingga kebosanan itu bosan mengikuti kita, tetaplah berjalan hingga keletihan itu letih menghampiri kita, tetap berlari hingga kelelahan itu mendekati kita, kita punya jalan panjang pengukir sejarah kehidupan, hidup menjadi relawan itu pilihan.”**Nurannida (06/11)

Kembaran, 03-04 November 2018, Tuk Sobat pejuang, Unggul ronggo nugrah, Solikah Sukamto, Uly MZ, Muhammad Ofan, Farisah (Keponakan tercintah), Angga Ramadhan, Miftahul Muslim, Muhammad Ikbal, Novia Damayanti, Rani Anggraini, Syifa Fauziah, Marcela, Fahyu Indrawati,  Mang Ojo (my Hero) dan warga Kp. Kebon kopi ds. gunung bunder bogor.