Sabtu, 05 Januari 2013

Cinta Tulusmu...


Ketika kau masih bayi..., tentu kau belum bisa apa – apa. Kau hanya bisa menangis, tertawa, mengerak-gerakkan kaki, tangan dan kepalamu.
Lama – lama..., kau tengkurap, duduk, merangkak dan berjalan dengan merembet di tembok.

Saat itu pun..., kau belum bisa melakukan apa – apa sendiri.
Kalau kau makan..., ibumu yang menyuapi. Kalau kau mau mandi..., ibumu yang memandikanmu. Kalau kau mau berpakaian..., ibumu yang memakaikan pakaianmu. Kalau kau mau bermain..., ibumu yang menemanimu.

Alhamdulillah... kau harus bersyukur. Ada ibu yang selalu membantumu.
Kemudiam..., lama – lama bertambah kepandaianmu. Kau sudah bisa berjalan dan berlari – lari dengan gembira. 

Dan dengan dibantu ibumu, kau mulai mau makan sendiri. Kalau ibu memandikan, kau juga ikut membersihkan badanmu. Demikian juga dengan berpakaian..., kau juga mulai mau ikut mengerjakan sendiri. 
Dan alhamdulillah..., ternyata sedikit – sedikit kau bisa melakukan apa – apa sendiri.

Kemudian..., semakin besar kau mengerti, bahwa ternyata kau bisa mengerjakan sendiri apa – apa yang bisa dan mampu kau kerjakan. Misalnya makan..., kalau kau lapar, kau bisa ambil piring, kau isi dengan nasi dan lauknya. Kemudian..., kau makan dengan gembira. Kalau tiba waktu mandi, kau juga akan mandi sendiri. 

Dan ketika akan sekolah..., kau akan mempersiapkan sendiri pakaianmu, sepatumu dan tas sekolahmu. Demikian pula pekerjaan – pekerjaan lain kau juga bisa mengerjakannya sendiri.
Bahkan kau juga bisa membantu ibumu, seperti mengajak adik bermain, mengambilkan sesuatu yang dibutuhkan ibumu, menyiram pohon dan lain – lain.

 Subhanallah...

Alhamdulillah...

Segala puji untuk Allah... yang memberi kepandaian untuk kita..
(Majalah Ummi. No. 8/VII/Tahun 1416H/1995M, Nurannida**)

"Ayah-ibu tercinta,
yang tulus mencurahkan kasih sayangnya, sebening air, sebiru langit, sesejuk embun, seputih salju, Maafkanlah anakmu..."


”Happy factory : Your Work!”


Terenyuh rasanya membaca sebuah artikel di Kompas berjudul ”Happy factory : Your Work!” yang ditulis oleh Rene suhardono seorang penulis yang juga telah menerbitkan buku berjudul“your job is NOT your Carrier”. Berikut yang ia tulis dalam artikel tersebut:
Sekarang saya bisa mengatakan bahwa satu hal paling menyenangkan dalam pekerjaan saya adalah ketidakpastian. Pada masa awal menekuni profesi career coach, ketidakpastiaan pendapatan justru mengkhawatirkan, sekarang ketidakpastian pendapatan sudah lumrah masih menegangkan, tetapi cenderung seru karena “tidak pasti” bisa berarti kurang, cukup atau lebih dari cukup. Ketidakpastiaan adalah berkah dari Allah.
Succes is never about being the best – it is about becoming your self- best.
Setelah membaca paragraf diatas, mungkin teman-teman pembaca kolom ini memahami keengganan saya setiap kali harus memberi validasi definisi “sukses” konvensional. Bagi saya sukses dalam bekerja tidak berhubungan dengan tempat kerja, status kepegawaian, jabatan, jumlah anak buah, atau dengan besar gaji.
Saya bahkan tidak menyepakati sukses yang dikaitkan dengan yang terbaik (the best). Sukses cenderung jujur, syukur & hening karena semata–mata terkait dengan keberhasilan menjadi diri sendiri yang terbaik (self-best) dalam setiap langkah karier & kehidupan. Bagaimana dengan anda?
The barometer of succes in career :
Happinnes !!
Work should never just about sustenance and productivity-it’s about joy and. Fulfilmeat.
Pekerjaan adalah alat & milik perusahaan, pekerjaan melibatkan description, jabatan, gaji & seterusnya. Sementara karier adalah totalitas kehidupan profesional seseorang, karier adalah milik diri sendiri yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hakiki melalui pemahaman atas passion dan kepedulian akan purpose of life. Apakah yang anda rasakan saat bekerja?
Happines in combination of pleasure and meaning. Bahagia hakiki hanya terjadi apabila kita merasakan kenikmatan bekerja, keasyikan berkarya & kebanggaan berkontribusi. Pahami karier, maka pemilihan pekerjaan juga akan dilakukan dengan penuh kesadaran & suka cita. Apapun status anda : kartap, kontrak, freelance, enterpreneur, semua berpeluang menjadi happy – factory anda.
Pekerjaan bukan sekedar soal pencapaian tujuan – tujuan pribadi & keluarga, tetapi bisa menjelma jadi berkah buat orang lain, negara, dunia & alam semesta. Pertanyaan yang harus diajukan ialah are you happy? Can you be happier?is work your happy factory? Alis gravenil.(Kompas, 12/03/11 by: klinik bakti kartini)
Sungguh sebuah pola pikiran yang luar biasa disaat semua orang berlomba-lomba dalam pencapaian karier yang setinggi-tingginya bahkan menggunakan cara yang tidak semestinya cenderung ke arah kotor, tipu muslihat, sogok kanan-kiri, saling menjatuhkan namun Tn. Rene suhadono dengan sederhananya menempatkan karier sebagai sebuah yang tidak harus disandarkan, atau dengan kata lain di agung-agungkan, tujuan akhir dari pencapaian kariernya adalah kebahagiaan dirinya dalam kejujuran, ke syukuran dan keheningan pada yang Maha Pencipta yaitu Allah ta’ala. Langka rasanya, agak ganjil dan aneh namun saya terasa damai saat membacanya, ternyata kebahagiaan tidak diukur dalam pencapain karier atau besarnya pendapatan, beliau telah menemukan kebahagiaan yang sebenarnya, kebahagiaan yang akan bertahan selamanya, Hakiki.. Yang asalnya dari hati nurani bukan sebuah topeng kesombongan atau ingin pamer harta dunia, ia telah menemukannya, karena ia yakin bahwa Allah adalah tempatnya bersandar dan kembali.
 Saya belajar dari kesederhanaannya berpikir dan berbuat, dimana sebuah ketidakpastian dimaknai indah, bahkan Seru, karena keyakinannya bahwa semua diciptakan pasti membawa kebaikan, entah bagaimana menyerap rasa itu dan pada akhirnya saya juga ingin bertanya kepada diri  utama dan juga anda pembaca, Apakah kita mampu menghadapi ketidakpastian? Apakah kita juga sudah bahagia dengan apa yang sudah kita dapatkan? Atau apa yang sudah kita dapatkan, membawa kebahagian untuk kita?
 Waallahu bissawab.. bekasi, 26 april 2011 (Nurannida**)

Refleksi penutup tahun 2012, mengembalikan  salah satu misi hidup... 
Keep Spirit!!!!