Ketika kau masih bayi..., tentu kau belum bisa apa –
apa. Kau hanya bisa menangis, tertawa, mengerak-gerakkan kaki, tangan dan
kepalamu.
Lama – lama..., kau tengkurap, duduk, merangkak dan
berjalan dengan merembet di tembok.
Saat itu pun..., kau belum bisa melakukan apa – apa
sendiri.
Kalau kau makan..., ibumu yang menyuapi. Kalau kau
mau mandi..., ibumu yang memandikanmu. Kalau kau mau berpakaian..., ibumu yang
memakaikan pakaianmu. Kalau kau mau bermain..., ibumu yang menemanimu.
Alhamdulillah... kau harus bersyukur. Ada ibu yang
selalu membantumu.
Kemudiam..., lama – lama bertambah kepandaianmu. Kau
sudah bisa berjalan dan berlari – lari dengan gembira.
Dan dengan dibantu
ibumu, kau mulai mau makan sendiri. Kalau ibu memandikan, kau juga ikut membersihkan
badanmu. Demikian juga dengan berpakaian..., kau juga mulai mau ikut
mengerjakan sendiri.
Dan alhamdulillah..., ternyata sedikit – sedikit kau bisa
melakukan apa – apa sendiri.
Kemudian..., semakin besar kau mengerti, bahwa
ternyata kau bisa mengerjakan sendiri apa – apa yang bisa dan mampu kau
kerjakan. Misalnya makan..., kalau kau lapar, kau bisa ambil piring, kau isi
dengan nasi dan lauknya. Kemudian..., kau makan dengan gembira. Kalau tiba
waktu mandi, kau juga akan mandi sendiri.
Dan ketika akan sekolah..., kau akan
mempersiapkan sendiri pakaianmu, sepatumu dan tas sekolahmu. Demikian pula
pekerjaan – pekerjaan lain kau juga bisa mengerjakannya sendiri.
Bahkan kau juga bisa membantu ibumu, seperti
mengajak adik bermain, mengambilkan sesuatu yang dibutuhkan ibumu, menyiram
pohon dan lain – lain.
Subhanallah...
Alhamdulillah...
Segala puji untuk Allah... yang memberi kepandaian
untuk kita..
(Majalah Ummi. No. 8/VII/Tahun 1416H/1995M, Nurannida**)
"Ayah-ibu tercinta,
yang tulus
mencurahkan kasih sayangnya, sebening air, sebiru langit, sesejuk embun,
seputih salju, Maafkanlah anakmu..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar