Peduli Muara Gembong,
Peduli Bekasi ku
Bekasi, Ahad, 23 Februari 2014.
Izinkan saya membagi cerita tentang sebuah
daerah dipinggiran Bekasi, yaitu bernama Muara Gembong.
Pertemuan bermakna
yang Allah telah rencanakan, awalnya
terhubung lewat sosial media, bisa bertemu 'SANGKUR' (Sarang Kumpul Relawan),
Seperti biasa saya lihat-lihat
kicauan twit, membaca informasi seputar Bekasi, dan akhirnya bertemulah acara ini. Acara yang
sudah dua kali dilaksanakan, berisi kumpulan komunitas sebekasi (Kabupaten dan
Kotamadya), yang tema kali ini masih mengangkat Peduli Muara Gembong.
Selama ini pertemuan antar komunitas
di luar relawan rz , biasanya saya dapat saat mengikuti training, simulasi
bencana, sekolah relawan, bekerjasama dengan komunitas – komunitas di luar
bekasi. Namun, Alhamdulillah... akhirnya bisa bertemu dengan saudara-saudari
relawan dari komunitas yang peduli kesejahteraan Bekasi, salah satunya Peduli
Muara Gembong.
Dalam pandangan saya selama ini,
Muara Gembong adalah suatu daerah terisolir di pinggiran Bekasi, rawan bencana
banjir, baik banjir rob (laut pasang) dan banjir kiriman dari kali Citarum, selain
itu rawan Abrasi pantai, tertinggal dalam pembangunan daerah, lambatnya laju
ekonomi perdagangan dan pendidikan, serta terkendala hubungan transportasi karena sulit menjangkau
daerah tsb.
Padahal Muara gembong, memiliki
potensi SDA (Sumber Daya Alam) yang melimpah di bandingkan daerah-daerah lain di
Bekasi. Muara Gembong menyimpan minyak bumi, ikan yang banyak, serta alam yang
indah dan satwa langka, lutung jawa.
Polemik kepentingan segelintir
perusahaan dan pemerintahan yang membuat daerah ini seakan dilupakan
kesejahteraannya. Ya... itu kesan yang saya
tangkap dari komunitas yang telah terjun disana.
Balik lagi di acara 'SANGKUR', Saya hadir bersama dengan 2 orang
rekan Relawan Rz Bekasi, banyak komunitas
baru yang kami kenal, ada Bekasi Green Attack konsen pada pembinaan
hutan mangrove di pantai-pantai muara gembong dan Lutung Jawa, guna
penyelamatan lingkungan. Talago (Taman
Baca Muara Gembong) konsen pada Pendidikan anak-anak muara gembong, relawan tsb
membina sebuah sekolah selama 1 tahun
dengan waktu kunjungan sebulan 2 kali, dan Bahasa Inggris sebagai bidang study
andalannya.
Kemudian ada MugoArt suatu
komunitas yang konsen mencari dana bantuan lewat seni dan kreatifitas, mereka
membuat 1000 kuda kardus yang di pamerkan
di Mall Pondok Indah dan membuat kaos serta mug tentang alam Muara gembong.
Lalu adalagi komunitas Bekasi Summiter, kumpulan pendaki bekasi dan masih
banyak lagi kawan...
Keindahan Pantai Beting dan penderitaan masyarakat disana,
terdokumentasi dalam setiap potret -potret yang ditampilkan komunitas
photografer Bekasi.
Kang Samba kalau saya tidak salah
ingat, beliau orang asli muara gembong, katanya "saya lahir disana, besar
disana, makan apa yang dihasilkan disana, minum airnya. Sudah lama menyuarakan
permasalahan yang dihadapi muara gembong, sampai tahun kemarin pun saya masih
berbuat demikian, tak ada solusi dan kurang perhatian, hingga bertemu komunitas
yang peduli, bersama-sama menyelesaikannya sebisanya dan tahun ini bisa
berbicara kembali dihadapan teman-teman tapi bukan karena permasalahan di tahun
kemarin, tapi sebuah kebanggaan,, bahwa ada banyak komunitas yang peduli,
padahal kawan-kawan bukan berasal dari muara gembong, tidak dilahirkan disana,
bukan orang bekasi pula, tapi peduli berjuang untuk kami (Muara gembong)."
Beliau putra daerah,
yang mengajar di sebuah sekolah sangat sederhana sekali di daerah tersebut dan
sekarang membuat usaha Dodol Cemang, yaitu dodol yang berasal dari buah
Mangrove yang ditanam di Pesisir
desanya, Muara Gembong. Diharapkan usaha itu bisa membangkitkan perekonomian
daerahnya, yang berimbas pada majunya pendidikan nantinya. "Semoga dodol
Cemang bisa menjadi cemilan khas Muara Gembong", ujarnya.
Saya belajar banyak, dari
pertemuan singkat tersebut, banyak ide yang mencuat dan juga membakar semangat, semakin termotivasi
bisa memberi manfaat untuk Bekasi, terutama daerah ini. Indonesia begitu kaya,
Indonesia begitu indah. Kalau saya baca tagline di salah satu komunitas di Sangkur,
“Gue Mencintai Indonesia Dengan Cara Gue Sendiri”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar