![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuiMhdq7yaCJKbmWj5WkTQJJgaed-oJSmIuWNpz71Zqj2qGZezz3mPJT6_sh8ji1FFyMZYdcLkxnWtMISVGDdgchSYd6dP9ifBGMIalUOyNEMmA-FHtHZq4s-lX1V5YFmwtR1ZXUI3d17e/s1600/IMG-20140629-WA0036.jpg)
Rachmawati atau mba Rachma biasa saya
memanggilnya, beliau seorang ibu rmuda yang
berprofesi Bidan, sudah membuka praktek sendiri dirumahnya, juga aktif terlibat dalam organisasi kemasyarakatan.
aktifitas lainnya di kemasyarakat yaitu sebagai Koordinator Pendamping Kader
Posyandu (PKP) Kota Bekasi dan Ketua Perempuan Cendekia Foundation .
Pembelajaran PHBS kali ini lebih dalam,
tidak hanya berkisar manfaat untuk diri sendiri juga diharapkan dapat ditularkan, bermanfaat
sebagai bekal kita (red : Relawan) di masyarakat. Dimulai dengan
merubah prilaku kita yang kurang
baik menuju hidup bersih, sehat dan
teratur . Seperti : Mandi dua kali sehari, mencuci
rambut tiga kali seminggu, tidak
menggantung pakaian kotor karena menyebabkan saranmg nyamuk, tidak tukar-tukar
pakaian, sikat gigi dua kali sehari, memotong kuku, makan-makanan yang bergizi, berolahraga, cuci
tangan sebelum makan dan sesudah BAK/BAB
dsb. Untuk PHBS di lingkungan keluarga,
yaitu menguras bak mandi dua kali seminggu, membuka pintu dan jendela di pagi
hari, ada nya ruang ventilasi yang baik, membuang sampah pada tempat sampah,
memberi jarak antara sumber air bersih dengan sepitank dsb.
Sedangkan
PHBS untuk masyarakat yaitu bergotong royong membersihkan selokan, membuat penampungan pembuangan sampah
masyarakat, menimbang bayi, memberikan
asi bagi bayi, memberdayakan peran posyandu, memberikan edukasi kemasyarakat
lewat penyuluhan kesehatan dsb.
Seseorang yang tidak menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya mudah
sekali sakit, lemah dan tidak bersemangat dalam beraktifitas, juga
bermasyarakat, selain itu secara tidak
langsung juga memberi dampak negatif
kepada sekitarnya, yaitu penularan penyakit. Contoh-contoh penyakit yang
ditularkan yaitu, diare, tbc, kadas/kurap/panu, mata merah, kaki gajah, demam
berdarah, malaria dsb.
Sehingga
dari penjabaran tersebut, amat pentinglah keterkaitan antara PHBS diri sendiri
dan masyarakat.
Sesi
selanjutnya juga membahas tentang Imunisasi,
dimana imunisasi wajib diberikan kepada anak yang baru lahir hingga
menginjak usia tertentu dengan jenis vaksin yang disesuaikan dengan peraturan
yang dibuat pemerintah. Alasannya yaitu kondisi lingkungan yang sudah tercemar
polusi udara-suara, radiasi dsb. Mempengaruhi perkembangan dan daya tahan bayi,
sehingga rentan terinfeksi penyakit, tidak menutup kemungkinan asupan vitaman
dan gizi yang kurang juga mempengaruhinya.
Sehingga pemberian imunisasi dini
pada bayi baru lahir amat dibutuhkan.
Di sesi
tanya jawab, ada pertanyaan mengenai isu
keharaman dalam pembuatan vaksin, dimana katalisator (pembawanya) berasal
dari enzim babi, Bidan Rachma
menanggapinya, lewat informasi yang beliau dapat dari dokter dan
peneliti -peneliti Islam, mengenai isu tsb. Jawabnya, memang katalisator dalam
pembuatan vaksin masih mengunakan enzim babi dikarenakan harganya yang murah
dan baik dibandingkan enzim sapi, yang baik namun harganya cukup mahal dan prosesnya sulit, dalam proses pembuatan
vaksin juga ada proses pembersihan zat aktif di vaksin yang dibawa (katalisator),
pembersihan tsb berlangsung selama tujuh kali, proses pembersihan akhirnya yaitu menggunakan pasir,
hampir mirip dengan bersuci(Taharah dalam Islam), sehingga vaksin tersebut
bersih dari enzim babi yang dibawa lewat katalisator.
Masih
banyak ilmu yang kami dapat, dari kampus relawan kemarin. Bersyukur, dan banyak merenungi, keindahan Islam sebagai
agama Rahmatan lil'alamin sungguh
sempurna , mengatur kita dari bangun tidur hingga tidur kembali, PHBS
juga terkait didalam aturan-aturan didalam Islam. Tinggal bagaimana kita mau mengikuti dengan
taat , belajar dan berubah atau meninggalkannya, semua berpulang pada keinginan
dan motivasi diri. Wallahu'alam bisawab...
Bekasi, 03 Juni 2014, Nurannida**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar