Kamis, 25 Juli 2013

Menjalin Silaturahmi, Merangkai Berkah Berbagi, di Bulan Mulia ini.

Bekasi, Ramadhan 1434 H. Bulan Kemuliaan, bulan yang selalu dinanti dan dirindukan, begitu juga dengan yang kami rasakan. Ingin sekali mengisi moment Ramadhan ini dengan aksi kegiatan yang spesial, lain dari biasanya. Dan Kampus Relawan kali ini, kami mengangkat tema "Menjalin silaturahmi, demi terwujudnya Ukhuwah Islamiyah", tema yang ingin kami solid kan kembali, ukhuwah yang tidak terkotak-kotak dalam identitas organisasi, jabatan, usia, profesi, hobi dan lain sebagainya, namun semua bisa bersinergi dalam bulan yang mulia ini, dalam cinta yang satu pada Islam dan Ilahi.
Kami, mencoba merangkul semua elemen internal dan eksternal, internal yaitu seluruh keluarga besar Rumah Zakat cab.  Bekasi, ekstern yaitu organisasi-organisasi yang berada di sekitar Bekasi. Dari intern kami bersinergi dengan Amil, Korwil, Alumni relawan-relawan yang dulu pernah aktif di Rumah Zakat, dan Relawan Rumah Zakat. Sedangkan dari eksternal kami mengundang pengurus organisasi kampus, masjid, lingkungan masyarakat, sosial, penulis, klub motor dan lain sebagainya.
Waktu persiapan yang sesingkatnya, dana yang secukupnya, SDM yang seadanya, kampus relawan kami coba buat rangkaian kegiatan yang bermakna. Waktu pelaksanaan tanggal 20 sampai dengan 21 Juli 2013, permulaan acara tidak mudah, undangan telah kami data, berharap bisa ada yang terwakili dan menghadirinya, hingga sore tiba sedikit sekali undangan yang bisa hadir, karena banyaknya moment Ramadhan  yang ingin orang torehkan untuk mengisinya. Pukul  16.30 wib, acara baru kami buka. Materi pembuka disampaikan oleh Bapak Budiman, Alumni relawan angkatan-2 yang dulu pernah menjabat sebagai Branch Manajer Cab. Bekasi dan sekarang aktif dalam Zakat Agency,  Rumah Zakat. Materi, mengangkat peranan dan fungsi penting kampus relawan.
Alhamdulillah, satu persatu undangan mulai berdatangan, acarapun berjalan lancar. Hingga waktu berbuka pun tiba, diisi dengan sholat berjama’ah, silaturahmi dan makan bersama. Ada saudara/saudari kami yang hadir dari organisasi, ITJ (Indonesia Tanpa JIL), Remaja Masjid Gemma Al Azhar, FLP (Forum Lingkar Pena), PMI (Palang Merah Indonesia), RI (Relawan Indonesia), Formas NJM(Forum alumni SMK Nurjamilah), Sekolah tinggi agama islam dan tentunya keluarga besar Rumah Zakat cab. Bekasi.
Badha isya, rangkaian kegiatan masih berlanjut, kali ini silaturahmi antar keluarga besar Rumah Zakat saja, dengan mempersiapkan masakan sahur. Sajiannya memang sederhana, nasi putih, tumis sayur buncis dan telur dadar, yang ingin kami bagikan kepada 100 orang diluar sana. Kebahagiaan dan rizqi ini juga ingin kami bagi untuk mereka, masyarakat yang tidak mampu dan berada dijalan.
Terharu dengan pengorbanan kawan-kawan relawan, pulang bekerja, mengajar dan aktivitas lainya, tapi masih semangat meluangkan waktu berkontribusi di agenda ini. Lelah dan ngantuk yang mendera, sirna dengan hangatnya ukhuwah islamiyah, berbagi cerita dan celotehan yang mengelitik jiwa. Pukul 03.30 wib, sajian telah siap dan dalam pendistribusiannya, kami bekerja sama dengan klub motor di Bekasi, yaitu BSC, CVJ dan Monas Bersatu, Alhamdulillah... tercapai 100 nasi bungkus yang kami olah sendiri, dan mulailah agenda Sahur On The Road (SOTR).
Acara berlanjut dengan santap sahur bersama, Senang bisa bersinergi dengan saudara/saudari dari klub motor yang cukup istimewa, komunitas yang tehimpun dalam hobi. tampilan Gaya busana, rambut dan hidup yang tak biasa, namun tetap semangat bersilaturahmi dan berbagi dengan sesama. Acara di akhiri dengan photo bersama dan sholat subuh. Dan rangkaian Kampus Relawan kali ini, alhamdulillah... telah terjalin silaturahmi dengan 68 saudara-saudari di Bekasi.
Ramadhan kali ini sungguh istimewa, berharap semoga tahun depan dipertemukan kembali dengan bulan mulia, menorehkan ibadah dan amal yang lebih baik lagi serta bisa luas bersilaturahmi dengan saudara-saudari di Bekasi, aamiin.... Bekasi, 24 Juli 2013, Nurannida**

Rabu, 26 Juni 2013

Siapa saja bisa menjadi Relawan, Relawan milik semua...


Bekasi, Ahad (23/06). Pagi menjelang siang merupakan awal pertemuan dengan relawan - relawan baru, Sebulan lebih merupakan proses waktu yang tak sebentar dalam melaluinya, karena komunikasi kami selama ini hanya terjalin lewat sarana seluler  saja sehingga melalui moment orientasi dan kampus  relawan, yang berlangsung di rumah Alm. Ustad Haris menjadi pilihan paling tepat mengawali perjumpaan kami. Lelah sehabis melaksanakan Senyum Lestari bukan hambatan, karena besar harapan, ingin menjadikan pertemuan ini sebagai bekal untuk mengenal lebih dekat  dan menyambut mereka sebagai saudara-saudari satu perjuangan. Walaupun acara hari ini tak semua relawan baru maupun lama dapat hadir namun Alhamdulillah kami tetap semangat menjalaninya.
Acara diawali dengan pembukaan, lantunan ayat suci Al-qur'an serta sambutan, kemudian dilanjutkan dengan mengenal  lebih dekat tentang Rumah Zakat serta Relawan nya, bersama  Bapak Indrayanto (BM cab. Bekasi), Randy Prayitno (Korel Bekasi) dan kawan-kawan Relawan lainnya, acara dibuat seakrab mungkin, sederhana dan kekeluargaan. Makan bersama, sholat berjama'ah, games dan saling berbagi pengalaman dan informasi  tentang kerelawanan.
Sungguh beragam profesi dan aktivitas teman-teman relawan baru saat ini, ada guru SMK, ada Mahasiswa/i, ada Asisten Apoteker , ada Perawat,  ada ibu rumah tangga, ada guru SD, ada karyawan swasta,  ada wirausaha,  dsb. Sehingga menjadi warna tersendiri , ciri bahwa menjadi Relawan  tak terbatasi keahlian dan bidang tertentu saja.
Terharu saat mengetahui ternyata banyak dari teman-teman relawan baru yang sudah menikah, bahkan telah memiliki satu atau dua orang anak, ada yang masih kecil atau pun yang sudah besar-besar, dan lagi-lagi memupuskan anggapan yang pernah saya dengar "bahwa, jadi relawan itu pensiunnya kalau sudah menikah", kenyataannya malah yang bergabung banyak yang sudah menikah dan menjadi Relawan tak terbatas pada status saja. Mereka  termotivasi karena prihatin pada kondisi lingkungan sekitar tempat tinggalnya, yang sangat memprihatinkan, banyak kemiskinan, kriminalitas dan anak-anak jalanan. Dan ada yang  termotivasi ingin menjadi lebih dan bisa bermanfaat  mengisi usia dan waktunya. Subhanallah...
Walaupun terkesan mendadak kami menghubungi  teman-teman relawan baru (H-1) untuk menghadiri acara tersebut, tapi lagi-lagi saya dibuat terkesan karena motivasi mereka dalam upayanya, yaitu saat ada yang jauh-jauh dari Bogor, ada yang dari Cikarang, serta Tambun meluangkan waktu ke Bekasi demi menghadiri  acara yang kami buat,  ada yang pulang kuliah, sehabis bekerja, selesai menghadiri acara keluarga, dan sekelumit lainnya perjuangan mereka, dalam mengawali perjumpaan ini. Padatnya aktivitas tidak menjadi hambatan menjadi Relawan.
Setelah menyaksikan pemutaran Video Ridwan Kamil, teman-teman Relawan baru  diminta menuliskan ide serta mimpi-mimpi mereka , dan tahukah kawan, ada yang mempunyai ide membangun pompa air bersih karena di daerah kumuh dan perkotaan sudah sulit menemukan sumber air bersih, ada yang ingin membangun sebuah sekolah Internasional dengan mengedepankan hafala Qur'an dan masyarakat miskin yang mempunyai potensi, ada pula ingin membangun komunitas bahasa Arab sebagai ciri komunitas muslim yang maju membangun peradaban umat dan ada yang ingin mengembangkan hoby memasaknya sebagai sebuah lahan usaha yang berguna bagi masyarakat dsb.  Dan lagi-lagi, mengunggah saya bahwa melalui aksi kerelawanan bisa melakukan bermacam-macam manfaat...
Teringat artikel sederhana yang pernah saya tuliskan, Relawan menurut saya adalah wujud da'wah terbaru, walau mungkin sekarang sudah bukan hal baru lagi, namun masih saja belum serius kita garap, di era modern ini. Rasulullah telah mencontohkan dan beliau adalah Relawan Allah. Siapkah kita mencontohnya? Relawan tak hanya Ikon kemanusiaan semata, ada tujuan dan cita-cita yang lebih besar dari itu semua, meraih Ridho Illahi. Dan menjadi  Relawan, bisa siapa saja.. tak terbatasi keahlian dsb.. karena Relawan milik semua... Slam TWS. (*Nurannida)

Minggu, 16 Juni 2013

Kematian Hati


Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih utang yang kejam ia perlakukan Tuhannya.

Ada yang datang sekadar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada izin untuk berhenti hanya pada ilmu.

Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang Allah berikan.Tanpa itu alangkah besar kemurkaan Allah atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudhu di dingin malam, lapar perut karena shiyam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

Asshiddiq Abu Bakar Ra selalu gemetar saat dipuji orang. “Ya Allah, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka”, ucapnya lirih. (Ust.Rahmat Abdullah, sang Murabbi)

Sabtu, 27 April 2013

Royalti Pahala di suatu Siang


 Hari sudah siang. Tiba-tiba serombongan orang muncul. Mereka menemui Rasulullah hendak meminta bantuan. Kondisinya mengenaskan. Tanpa alas kaki. Pakaian mereka sangat compang-camping. Nyaris sama saja dengan tidak berpakaian. Pedang yang terselempang bergelayutan, tidak mampu menyamarkan kondisi mereka yang sungguh memprihatinkan. Orang-orang itu datang dari suku Mudhar. Salah satu suku utama bangsa Arab.
Wajah Rasulullah berubah. Lantaran menyaksikan kondisi orang-orang itu yang nampak sangat kesulitan. Maka Rasulullah memanggil Bilal untuk adzan mengumpulkan orang-orang. Setelah shalat Rasulullah berkhutbah, menyuruh bertakwa, mengutip beberapa firman Allah. “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembang biakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lainnya, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”.
Juga mengutip ayat dalam surat Al Hasyr, yang memerintahkan setiap jiwa untuk melihat apa yang telah dipersiapkannya untuk hari esok. Setelah itu, Rasulullah menyuruh para sahabat agar berinfaq untuk orang-orang dari suku Mudhar yang menyedihkan itu. Apa saja. “Dinar, dirham, pakaian, gandum, kurma, bahkan setengah biji kurma sekalipun,” begitu Rasulullah menjelaskan bahwa mereka bisa menginfaqkan apa saja yang mereka punya.
Seketika seorang Anshar memilih menjadi orang pertama yang beranjak. Ia bergegas pergi. Lalu kembali dengan membawa kantong bantuan. Kedua tangannya bahkan kesulitan membawa kantong itu. Menyaksikan hal itu, hadirin yang lain kemudian berbondong-bondong mengikuti. Semua berlomba untuk berinfaq, menolong orang-orang Mudhar yang kesusahan itu.
Akhirnya, terkumpul dua gundukan besar bantuan. Ada makanan. Ada juga pakaian. Melihat itu Rasulullah sangat gembira. Lantas bersabda, “Barangsiapa yang memulai suatu sunnah yang baik dalam Islam, maka baginya pahala dan pahala orang-orang yang mengikuti amal itu setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang memulai sunnah kejelekan maka dia menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang mengikuti setelahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.”
Inilah kisah royalti pahala di suatu siang. Yang dengan tegas telah disampaikan oleh Rasulullah. Bahwa barangsiapa yang memulai sebuah perbuatan baik, kemudian perbuatan itu diikuti oleh orang lain, maka ia akan mendapat pahala, juga pahala orang-orang yang mengikuti itu. Sementara pahala orang-orang yang mengikuti  itu tidak dikurangi. Ini royalti yang tidak mengurangi sama sekali keuntungan para pengikut. Siang hari itu apresiasi untuk seorang pionir telah diberikan. Bahwa menjadi perintis kebajikan punya tempatnya sendiri dalam Islam. Bahkan penghargaan itu tidak terputus pada diri pelaku kebajikan itu sendiri. Tapi juga pada orang-orang yang turut mengikuti jejak yang dirintisnya. Ini adalah salah satu rumusan dalam ajaran Islam tentang pembalasan yang tersambung, terus meluas...................................(Tarbawi, Edisi 207).
Semoga semakin banyak perintis-perintis dan pionir-pionir kebajikan, yang akan terlahir. Karena Para perintis dan pionir itu selalu ada sepanjang waktu. Bagai daun dimusim gugur yang jatuh, kemudian tumbuh tunas muda kembali di musim semi. Dari masa ke masa selalu ada orang-orang yang memilih untuk memulai. Ada yang memilih untuk melanjutkan. Ada  pula yang memilih untuk terus memelihara, tiap kebajikan-kebajikan yang telah tertoreh, dan semoga kita adalah salah satunya, orang yang memilih jalan kebaikan tsb. Yuk,  kita mengawalinya saat ini.. Demi mengapai RidhoNya... Demi Islam yang kita cintai.
Tuk Relawan,
Tetap Semangat memberi kontribusi. Dan Tetap Semangat Bahagiakan Umat. Allahu Akbar!!!
Bekasi, 27 april 2013 (Nurannida**)
 

Minggu, 31 Maret 2013

Antara Manis dan Pahit


Bulan ini banyak kisah terangkum,bak manis dan pahitnya secangkir kopi ini.
Dan dibulan inipun ritme minum kopiku,
terasa semakin sering.
Tak bagus memang,
Cukup dibulan ini sajalah, batinku... 

 Berikan manisnya pada orang – orang tercinta,
dan cukup nikmati sendiri saja pahitnya.

Biarlah orang tercinta cemburu,mengetahui manisnya kopimu.
Dan cukup simpan pahitnya dalam-dalam, dihatimu.

Biarlah yang terkenang manisnya kopimu,
Dan cukup pahitnya, Dia yang tahu.

Syukurku untuk nikmat sehat dari Mu, ya Allah...
Syukurku untuk tiap kesempatan itu..

Semoga dibulan esok ku masih diberi kesempatan,
menikmati kesehatan,
dan melihat orang-orang tercinta,
tersenyum dengan manisnya kopiMu...

Bekasi, 31 Maret’2013
Sejenak muhasabah, ala penulis picisan dalam hujan menjelang maghrib 

*Nurannida