Sabtu, 27 April 2013

Royalti Pahala di suatu Siang


 Hari sudah siang. Tiba-tiba serombongan orang muncul. Mereka menemui Rasulullah hendak meminta bantuan. Kondisinya mengenaskan. Tanpa alas kaki. Pakaian mereka sangat compang-camping. Nyaris sama saja dengan tidak berpakaian. Pedang yang terselempang bergelayutan, tidak mampu menyamarkan kondisi mereka yang sungguh memprihatinkan. Orang-orang itu datang dari suku Mudhar. Salah satu suku utama bangsa Arab.
Wajah Rasulullah berubah. Lantaran menyaksikan kondisi orang-orang itu yang nampak sangat kesulitan. Maka Rasulullah memanggil Bilal untuk adzan mengumpulkan orang-orang. Setelah shalat Rasulullah berkhutbah, menyuruh bertakwa, mengutip beberapa firman Allah. “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembang biakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lainnya, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”.
Juga mengutip ayat dalam surat Al Hasyr, yang memerintahkan setiap jiwa untuk melihat apa yang telah dipersiapkannya untuk hari esok. Setelah itu, Rasulullah menyuruh para sahabat agar berinfaq untuk orang-orang dari suku Mudhar yang menyedihkan itu. Apa saja. “Dinar, dirham, pakaian, gandum, kurma, bahkan setengah biji kurma sekalipun,” begitu Rasulullah menjelaskan bahwa mereka bisa menginfaqkan apa saja yang mereka punya.
Seketika seorang Anshar memilih menjadi orang pertama yang beranjak. Ia bergegas pergi. Lalu kembali dengan membawa kantong bantuan. Kedua tangannya bahkan kesulitan membawa kantong itu. Menyaksikan hal itu, hadirin yang lain kemudian berbondong-bondong mengikuti. Semua berlomba untuk berinfaq, menolong orang-orang Mudhar yang kesusahan itu.
Akhirnya, terkumpul dua gundukan besar bantuan. Ada makanan. Ada juga pakaian. Melihat itu Rasulullah sangat gembira. Lantas bersabda, “Barangsiapa yang memulai suatu sunnah yang baik dalam Islam, maka baginya pahala dan pahala orang-orang yang mengikuti amal itu setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang memulai sunnah kejelekan maka dia menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang mengikuti setelahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.”
Inilah kisah royalti pahala di suatu siang. Yang dengan tegas telah disampaikan oleh Rasulullah. Bahwa barangsiapa yang memulai sebuah perbuatan baik, kemudian perbuatan itu diikuti oleh orang lain, maka ia akan mendapat pahala, juga pahala orang-orang yang mengikuti itu. Sementara pahala orang-orang yang mengikuti  itu tidak dikurangi. Ini royalti yang tidak mengurangi sama sekali keuntungan para pengikut. Siang hari itu apresiasi untuk seorang pionir telah diberikan. Bahwa menjadi perintis kebajikan punya tempatnya sendiri dalam Islam. Bahkan penghargaan itu tidak terputus pada diri pelaku kebajikan itu sendiri. Tapi juga pada orang-orang yang turut mengikuti jejak yang dirintisnya. Ini adalah salah satu rumusan dalam ajaran Islam tentang pembalasan yang tersambung, terus meluas...................................(Tarbawi, Edisi 207).
Semoga semakin banyak perintis-perintis dan pionir-pionir kebajikan, yang akan terlahir. Karena Para perintis dan pionir itu selalu ada sepanjang waktu. Bagai daun dimusim gugur yang jatuh, kemudian tumbuh tunas muda kembali di musim semi. Dari masa ke masa selalu ada orang-orang yang memilih untuk memulai. Ada yang memilih untuk melanjutkan. Ada  pula yang memilih untuk terus memelihara, tiap kebajikan-kebajikan yang telah tertoreh, dan semoga kita adalah salah satunya, orang yang memilih jalan kebaikan tsb. Yuk,  kita mengawalinya saat ini.. Demi mengapai RidhoNya... Demi Islam yang kita cintai.
Tuk Relawan,
Tetap Semangat memberi kontribusi. Dan Tetap Semangat Bahagiakan Umat. Allahu Akbar!!!
Bekasi, 27 april 2013 (Nurannida**)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar