Ku ingat, Pagi itu sebenarnya lelah masih mengelayut
ditubuh. Namun, entah mengapa semangat untuk beranjak dari rumah ternyata
begitu kuat. Energi Rapat kecil semalam seperti menghipnotis pikiran kami
(red:Perkenankan saya menggunakan kata ini), untuk berangkat ke lokasi, yang
antah berantah tak diketahui letak pastinya. Hanya nomor kontak warga daerah
tsb dan data infomasi seadanya dari seorang teman, yang menjadi bekal kami.
Bahwa, lokasi tersebut masih banjir dan belum tersentuh bantuan sama sekali, dikarenakan
terkendala jarak yang jauh dan medan sulit dilewati.
Ya...mungkin ini ide gila sobat, hanya terumus
beberapa jam saja, akibat rasa kecewa mendera, kala malam itu. Tapi
bagaimanapun tak boleh kami ratapi dan tekat berbagi harus kami dapati. Memang
ku akui, terkesan idealis dan memaksakan tapi itulah janji yang harus
tertunaikan esok hari. Strategi dan pembagian tugas ini-itu pun telah dirancang
dan sepakati, keragu-raguan dan bimbang kami coba obati dengan menguatkan
keyakinan dalam hati, “bahwa Allah pasti bersama kami, menolong perjuangan
ini....”.
Berbekal do’a dan izin kedua orang tua tercinta,
langkah ku semakin ringan mengawali Pagi ini,
saatnya tak menyia-nyiakan waktu.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw07WCO3uxvyemqtMk-7h5IFV4sGuAqtbj0eMpi4YtZ7cJiQ9fesMazSOF1El4YlPvFoYOXVPwLT6kpwmqkSrgyI6LOg7-5bgXFjR-iDBFym7zHSxSoQhgB51gKORKr0fePs_4bHb0d58C/s320/20130120_164607.jpg)
Berita seputar banjir
masih saja mendominasi media lokal dan nasional. Daerah yang terendam
banjir tiap hari kian bertambah, ketinggian air pun bervariasi tiap daerah,
kebutuhan bantuan yang belum mampu
mencukupi, penyakit mulai meruak, pengungsi disana-sini dan itu terjadi di
sekitar kami.
Untuk daerah perkotaan akses bantuan lebih cepat dan
mudah didapat, semua kemungkinan bisa diantisipasi, transportasi mudah dan
banyak, jalan sudah beraspal, fasilitas alat berat lengkap, stok bantuan
berlimpah dan lembaga kerelawanan berdatangan dari berbagai sisi dan misi,
maklumlah saat itu pemilihan walikota sedang berlangsung sehingga menjadi aset
mereguk simpati ke masyarakat, imbasnya korban cepat tertanggani dan kerugian
materiil ataupun non materiil bisa diselamatkan secara dini. Namun berbeda
dengan wilayah kabupaten atau pelosok daerah, kondisinya wilayah masih
terisolir padahal banjir sudah sepekan terlewati, sehingga malam itu, keputusan
kami niatkan untuk berbagi ke wilayah tsb, salah satunya bernama Desa Lenggah
Sari, kecamatan Cabang Bungin, daerah yang sering kami dengar, beberapa sudah
kami kenal namun belum sering kami datangi.
Kami menyadari, perbekalan bantuan yang telah
direncanakan tak kan mampu memenuhi apa yang mereka butuhkan, menginggat
komunitas kecil ini penuh keterbatasan, minim pengalaman dan apa yang kami bawa
nilainya terlalu kecil untuk menutupi duka yang mereka rasakan berhari-hari,
namun lagi-lagi itu semua tak menyurutkan niat untuk bisa berbagi.
Dan Subhanallah... pertolongan Allah satu demi satu
mulai kami rasakan, teman dan sahabat dekat responnya luar biasa terhadap
rencana ini, bantuan terus berdatangan, urusan lobi sana-sini Allah permudah,
biskuit, susu cair, kornet, pakaian layak pakai, pembalut, mie instan dan paket
obat-obatan akhirnya terkemas sudah. Bersama 21 rekan-rekan perjalanan langsung
kami mulai, konvoi motor tetap dijalani dengan resiko dan jauhnya perjalanan,
semua demi memangkas pengeluaran, dan cukup sebuah mobil sewaan saja yang kami
perlukan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8XrapkThZHqFnrD-5bJd-utLGbHEo_GSF1X2Mv3MKYwNiwanOE7vnfJw-v6tUSAlJIxELDZlKmlZni_71749jN_g34JDj-zwLnY95GAWeJC8DHucsuCkV0Dh5JzXqjCSWDAH0re2nG6-Z/s200/20130120_170228.jpg)
Transportasipun berganti, mengunakan perahu rakit
berbahan bakar solar yang bermesin diesel. Tampak lucu, seperti bukan berada di
wilayah sendiri, Bekasi. Rasanya saat itu berada di wilayah pedalaman, luar
pulau dan asing. Sunguhan pemandangan yang awalnya sawah, kini berganti
hamparan danau yang air tenang dan luas. Padi yang ditanam telah hilang terbawa
derasnya arus kala itu atau mungkin telah busuk dan mati terendam air
berhari-hari, bagi mereka panen kali ini hanya tinggal impian saja. Rantai
aktivitas merekapun berhenti, dari mata pencaharian, anak-anak tak bisa
bersekolah, mencapai sarana prasarana menjadi sulit karena semua bergantung
pada perahu yang jumlahnya terbatas dan mahalnya bahan bakar. Tak terbayangkan
berapa banyak kerugian dan sulitnya kebutuhan sehari-hari yang mereka tanggung,
pangan, sandang dan papan, di tambah belum sampainya bantuan dari pemerintah
daerah, padahal banjir ini sudah sepekan berlalu. Tiba dilokasi, kami langsung
bergerak mempersiapkan diri menyalurkan bantuan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimlJV1yCwEEkja2zOJ9DRgBfihAhsHGaXPN8C40JLYQz3QdWnfh3POmud1YzWK7y0Yy0qzhYVkfM5Zddu-5g5vhoTdWjGU9z2hLTsXlwIY3iATtx8ca4Z_0FFiuaHCmr4Z4peAI3Jap5O3/s200/20130120_182501.jpg)
Tidak ada perjuangan yang mudah, namun
semuanya bisa menjadi mudah bila kita lakukan berjama’ah. Together We Strong,
Relawan Siaga Nusantara Bekasi, tetap semangat memberi kontribusi, Allahu
Akbar!!!.(Bekasi,17 februari’13,Nurannida**)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar