Bekasi. Ahad, 29 Juni 2014. Kampus
Relawan yang kami adakan bukan merupakan kampus relawan pertama, yang
mengangkat tema PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) , ditambah
ada materi lainnya yaitu tentang Imunisasi.
Tentu
Pemateri
yang dipilih berasal dari background Kesehatan (Medis).“Hidup adalah sebuah pengembaraan panjang, Pengumpulan perbekalan... Kemarin, hari ini & esok ku tak pernah tau, Sampai kapan dapat bertahan, Walau Jasad, rasanya tak memungkinkan, Namun selagi semangat masih bersemayam, Kan ku coba Bangkit, Bahwa ku BISA, Ku masih mampu, Hingga napas terakhir itu berlalu... Bila Bahagia itu tak dapat kuraih disini... Semoga Ia menanti ku disana, ya Rabb... Harap ku... Tempat Terakhir” (dalam harap asa-Mu)
Jumat, 04 Juli 2014
Manfaat Imunisasi dan PHBS
Bekasi. Ahad, 29 Juni 2014. Kampus
Relawan yang kami adakan bukan merupakan kampus relawan pertama, yang
mengangkat tema PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) , ditambah
ada materi lainnya yaitu tentang Imunisasi.
Tentu
Pemateri
yang dipilih berasal dari background Kesehatan (Medis).Senin, 28 April 2014
Catatan Alumnus Salak
Tak apalah dengan
kuda besi, cukup berdua saja kami mengawali survei ini, merumuskan kembali
mimpi-mimpi menjumpaimu. Sore yang indah menuju kota bogor, menikmati
khitmatnya sholat Maghrib dan Isya di Masjid Raya Bogor, sedapnya serabi
pisang-keju-susu ada juga yang dikombinasikan dengan durian, ditemani secangkir
kopi susu atau jus jeruk, aah… Ma’nyuz bonus empat jempol, dan kami memutuskan
bermalam di rumah sahabat berbagi kisah.
Pagi yang
sejuk di kota Bogor, sedikit terlibat dalam kegiatan kerelawanannya, di sebuah
pesantren bernama Ummul Quro, santriwatinya cantik, lugu dan ramah, euy…
*benerin jilbab sambil ngaca
Setelah sholat Dhuhur
di masjid Al Hurriyyah IPB yang indah, kemudian kami pamit menuju Cibodas,
mendaftarkan diri menemuimu. Dalam waktu lima puluh menit tancap gas,
Alhamdulillah… kami sampai. Karcis retribusi di dae
Sampai di kantor pendaftaran
lagi-lagi harus menelan kekecewaan, pengajuan pendakian kami, di tolak. Ada
juga calo yang menawarkan pendakian, tapi cukuplah akhiri sejenak perjalanan
ini, mari tutup dengan menikmati nasi soto dan teh hangat, mengulas kembali
cerita-cerita indah di Mandalawangi, sambutan paralayang di Puncak Pass yang
berayun di langit sore, mendarat indah dihamparan kebun teh. Kereeeen…
Pukul 12.00
wib sampailah tempat yang dituju, sholat jum’at, lalu istirahat sejenak di pos
registrasi. Trip kami mulai pukul
16.00 wib, memasuki rerimbunan hutan Gunung Salak, menerobos semak, melewati
satu demi satu pepohonan yang menjulang, menyusuri jejak, sunyi, sepi dan tak
terlihat seorang pun pendaki, serasa hutan hanya milik kita. Dalam hati, Berharap
semoga pengalaman mistik tahun kemarin tak terulang lagi. *Huwaaa…
Gunung
salak, memang bukan gunung tertinggi di Jawa Barat, berada di wilayah kabupaten
bogor dan kabupaten sukabumi, memiliki beberapa puncak, puncak tertingginya
yaitu Gunung salak 1 (2.211 Mdpl). Namun tak mudah mendakinya, jalurnya terjal
dan licin, apalagi di saat musim penghujan, Tragedi Sukhoi masih menjadi
catatan kisah yang terus diulas disana, dan para penziarah selalu berdatangan
tiap bulannya.
Di Puncak
salak 1 terdapat petilasan, Raden KH Moh. Hasan bin RKH Bahyudin Braja, yang
biasa di sebut makam Embah Salak. Ngeri
mendengar cerita mang ojo (volunteer sukhoi), Tempat lapang kami bernarsis ria
ternyata dahulu tempat meletakkan mayat korban sukhoi.
Mendung
berkabut mulai menyelimuti puncak, hujan turun perlahan dan kami bersiap turun
melalui jalur berbeda, menuju camp kedua,
biasa di sebut Bajuri, kurang lebih jaraknya 5 Km dari puncak. Pukul 13.44 wib
kami beranjak meninggalkan puncak, kostum berganti jas hujan, menuruni jalur
curam, licin bergelayut dengan seutas tambang, tertusuk duri semak merambat,
senantiasa berhati-hati menyusuri jalur ini.Sisi-sisinya jurang yang tertutupi lebatnya hutan yang kaya ragam vegetasi hutan hujan tropis, ada kantung semar dan anggrek. Berbeda di jalur sebelumnya, kami banyak bersua pendaki yang baru naik ataupun turun. Kemudian melewati rute salak 3 dan salak 4, menyembul kawah ratu dibawahnya indah nian hamparan pegunungan ini.
Hari mulai gelap,
lembab, menipisnya oksigen, dingin, lelah dan tentunya lapar, saudara-saudari…
*hahaha…
Hari yang indah,
setelah sarapan dan cek packing, pukul 09.30 wib trip dilanjutkan turun menuju
kawah ratu, gunung Bunder, taman nasional hutan gunung halimun. Berdo’a bersama
dan menyemangati.
Menyusuri aliran sungai kecil, patok perbatasan kabupaten bogor-kebupaten sukabumi, landasan
helly dan menikmati tanaman perdu hutan hujan tropis, ada begonia yang biasa di makan pada batangnya, asem-asem seperti
belimbing sayur, batang sagu, pakis dan buah haredong (senggani), rasanya manis, kecil, berbulu dan ungu tua. Menyusuri sumber mata air, walau landai tetap
harus berhati-hati menyusurinya, sesekali menunduk.
Tak bisa kami berlama-lama menikmati keindahan kawah Ratu, karena adanya papan peringatan, petunjuk untuk tidak berjongkok lebih dari 3 menit, karena bahaya ancaman gas beracun. Menyantap agar-agar dan berphoto, kemudian kami melanjutkan perjalanan. Menyusuri sungai kecil, ada yang warnanya putih dan hangat pengaruh belerang masih terasa.


Memasuki hutan, bebatuan yang berlumut dan hujan semakin deras, banyak jalan air yang kami lewati, banjir dan memotong arus sungai yang deras, tak ada papan petunjuk disini.
Pukul 16.00 wib, Alhamdulillah… kami sampai jalur barat pintu masuk kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, beristirahat di kediaman mang ojo dan keluarga, membersihkan diri, sholat maghrib, menikmati makan malam dan berpamitan. Sedih bercampur senang, meninggalkan gunung ini dan seluruh keindahan di dalamnya, bertemu keluarga dan orang-orang tercinta, melanjutkan kembali aktifitas dalam hiruk pikuk kota.
Alhamdulillah…
saya mendapatkan motivasi dan semangat baru, dalam balutan hikmah, menapaki hijau,
kokoh, tenang dan sejuknya pegunungan ini.
Bisa mencapai
puncak memang tujuan tiap pendaki, tapi proses mencapainya jauh lebih berharga,
kenangan indah yang menjadi untaian cerita di hari tua. Gasten Rebuffat-the great alpinist/ahli mountaineering,
1921-1985, Prancis mengatakan “Manusia
Cuma bisa menjejak puncak, tapi tak pernah bisa menaklukan gunung”.Senin, 03 Maret 2014
Peduli Muara gembong, Peduli Bekasi ku
Selasa, 04 Februari 2014
Menjadi pohon ummat...
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yg baik seperti pohon yg baik?
Akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit.
Pohon itu memberikan rasa buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabb-nya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat" (Qs. Ibrahim:24-25)
Ayat yg indah... Saat kesempatan hidup masih diberikan, maka semangat ini terus menyala untuk memberi manfaat kepada ummat, sampai buku kehidupan kita tamat.
Pernah ada teman yang berujar, tentu harus seimbang dengan kehidupan kita, jangan melupakan masa depan kita. Saya sepakat, namun mengisi masa depan kita dengan hal-hal yang memberi manfaat untuk ummat tentu tak boleh di abaikan, saya yakin Allah tak akan melupakan hambanya... Allah akan menolong hambanya, jika kita menolong agama-Nya.
Ingin menjadi pohon yang baik, yang daun, batang, bunga, buah sampai akarnya memberi manfaat.
Sampai detik ini berharap dan terus berdo'a semoga Allah mengizinkannya...
Bermuhasabah dan Menguatkan diri
*Nurannida(Bekasi, 5 Februari'14)



