Sabtu, 15 Desember 2012

Tidak mudah limbung karena bingung, telisik iman...



Bingung itu biasa. Bimbang sudah lumrah. Gundahpun pernah dialami siapapun, tetapi mampu bertahan disaat bingung adalah luar biasa, tidak limbung dan tetap kokoh pada pondasi hidup yang benar adalah istimewa. Bertahan dan tetap kokoh menjadi istimewa dan luar biasa memang tidak mudah. Banyak yang jatuh dari puncak kebingungan tersungkur ke jurang putus asa, karena bimbang tak kunjung berakhir dalam keputusan hidupnya, menghantarkan rencana ke depan dan menguburkan harapan – harapan.
Kebingungan ini bisa menyentuh setiap sisi kehidupan kita. Sisi keputusan terhadap suatu masalah, sisi keluarga, sisi pekerjaan, sisi studi, dan sisi masa depan. Baik konteks jangka pendek, dalam hitungan menit atau hari sampai jangka panjang yang dihitung dengan tahun, bahkan kehidupan kelak yang akan kita jalani.
Bingung, bimbang, kegelisahan adalah tiga serangkai yang biasanya cukup membuat seseorang tersiksa dalam hidupnya. Tidak ada yang mau dihinggapi perasaan itu. Setiap kita slalu ingin kejelasan, ketenangan dan kepastian.Tetapi ternyata tidak selamanya bingung membawa bencana, adakalanya bingung, bimbang, gelisah adalah merupakan anugerah. Kenikmatan yang akan membawa kita kepada kenikmatan yang lain.
Bingung merupakan bagian proses kehidupan, proses yang akan menghantarkan kita kepada suatu tujuan. Tujuan kebaikan dan kesenangan. Untuk mencapai tujuan itu, kita harus melalui terminal bingung tersebut. Kebingungan tidak selamanya petaka. Kebimbangan tidak mesti bencana. Kegelisahan tidak harus siksaan.
Walaupun, selalu saja kebingungan adalah merupakan ketidaktenangan hati, tetapi dengan hasil yang positif setelahnya kita memang harus melalui lorong bingung ini, maka kebingungan ini adalah bagian tersendiri karunia.
Dalam konteks dunia, bimbang, gundah, gelisah adalah merupakan pendorong lahirnya sebuah ilmu dan penemuan besar. Bimbang adalah merupakan tunas rasa penasaran terhadap satu ilmu. Tanpa penasaran dan ketidaktahuan untuk terus mencoba bahkan mungkin gelisah tidak akan ada karya besar. Tanpa tantangan semuanya berjalan datar dan biasa saja. Dengan tantangan, akan ada karya besar.
Kalau keinginan hati ini besar, maka fisik ini lelah mengikutinya” kata seorang penyair, ya... karena dia ingin hidupnya tidak biasa seperti kebanyakan orang, dia inginmembuat karya yang besar dan mungkin belum pernah dibuat orang lain. Lelah memang, tetapi inilah resiko kebesaran yang harus ditempuh.
Begitulah, justru disaat hati ini tidak pernah terusik melihat dosa, kita harus cepat memeriksa iman kita, jangan – jangan iman kita benar telah pergi karena tidak nyaman berdampingan dengan dosa yang selalu menghitamkan hati kita.
Bimbang, bingung, gelisah adalah telisik iman ketika ia mulai bercampur dengan dosa, maka bersyukurlah bahwa iman itu masih memiliki suara dihati kita, jangan bungkam bisikannya.
Bimbang, bingung, gelisah adalah terminal peringatan jangan berhenti dipemberhentian sementara ini, lanjutkan hingga rasa itu mempersembahkan karya besar dalam hidup kita didunia & di akhirat. (Nurannida**, by: Tarbawi. Ed.68/1424H)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar